mahasiswa yudharta nofal dkk KUE STRAWBERRY KUE JAGUNG MANIS INVESTASI KEBUN JATI EMAS INVESTASI KEBUN JATI EMAS 2

Senin, 15 Juli 2013

Karyawan Dan Wirausaha


wirausahawan vs pegawaiwirausahawan vs pegawai

Tentunya agar semua kebutuhan itu dapat tepenuhi,kita harus melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan hal – hal yang kita butuhkan dalam kata lain kita harus BEKERJA.
Jika di tanya mengapa seseorang harus menjadi seorang pegawai atau wirausahawan, jawabannya hanya satu yaitu untuk mendapatkan sebuah profit yang dipergunakan untuk bertahan hidup dan hidup menjadi lebih baik.
Pegawai dan Wirausahawan mempunyai hal-hal yang berbeda. Mulai dari segi profit, resiko, waktu, sampai dengan pola fikir.
Teman, mari kita bahas keempat perbedaan tersebut.


PROFIT
Profit wirausahawan dengan pegawai bisa di bilang cukup bervariatif. Coba saja Anda bandingkan antara gaji seorang pegawai di sebuah perusahaan dengan wirausahawan baik wirausahawan kelas atas, menengah ataupun kelas bawah. Jelas sekali sangat berbeda. Jika wirausahawan yang memiliki sebuah perusahaan yang sudah maju misalnya mendapatkan profit sebesar Rp.50juta atau lebih dalam per bulannya, lain lagi dengan dengan wirausahawan kelas menengah ke bawah. Mereka cenderung bisa mendapatkan profit yang lebih besar ataupun bisa lebih kecil dari pegawai biasa. Dan bahkan sampai ada dari mereka yang tidak bisa memprediksi pendapatan perbulannya. Intinya, seorang wirausahawan bisa mendapatkan profit lebih kecil, sedang, besar ataupun lebih besar dari seorang pegawai. Hari ini seorang wirausahawan misalnya mendapat profit Rp.100.000, tapi tak menutup kemungkinan bahwa bulan depan mereka akan mendapat profit Rp.1juta, dan seterusnya.
Kenapa bisa seperti itu?
Karena seorang wirausahawan menggantungkan pendapatannya kepada diri sendiri. Dia bisa menggaji dirinya sendiri sesuka hatinya selama pendapatannya sesuai dengan perusahaannya. Karena wirausahawan adalah seorang Bos. Baik itu wirausahawan kelas bawah, menengah, maupun atas dia akan tetap menjadi seorang bos. Minimalnya menjadi seorang bos untuk dirinya sendiri
Lantas bagaimana dengan seorang pegawai?

Seorang pegawai biasanya menggantungkan pendapatannya kepada sebuah perusahaan tertentu. Pendapatannya ditentukan oleh secarik kertas perjanjian kontrak yang dibuat oleh perusahaan tempat dia bekerja. Misalnya, dalam kontrak tertulis bahwa pegawai tersebut akan menerima gaji sebesar Rp.1juta per bulannya selama 6 bulan kontrak masa kerjanya. Maka, untuk 6 bulan kedepannya pun pendapatannya akan tetap selalu sama. Adapun jika ingin pendapatannya agak lebih besar, maka seorang pegawai harus mengambil kerja lembur atau kerja paruh waktu. Ironisnya, kerja lembur dan kerja paruh waktu ini menghabiskan banyak waktu dan tenaga yang seharusnya di pakai untuk bersantai dan menikmati hidup
RESIKO
Dalam segi resiko, bisa dikatakan bahwa wirausahawanlah yang mempunyai lebih banyak resiko. Salah satunya adalah profit tadi. Resiko dari profit seorang wirausahawan adalah mengalami kerugian profit. Pendapatannya bisa menjadi kurang dari modal ataupun bangkrut sebelum modal yang dikeluarkan kembali.
Dan untuk pegawai, banyak orang memilih menjadi seorang pegawai karena “ka…ta…nya” menjadi pegawai itu tidak mempunyai resiko. Tapi menurutku menggantungkan hidup dan penghasilan seseorang kepada orang lain merupakan sebuah resiko juga.
Tapi apalah arti hidup ini tanpa bergelut dengan resiko? Dan juga resiko tidak bisa kita hilangkan, karena resiko dan kehidupan merupakan dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Lantas apa yang harus dilakukan? Hadapi saja!!! Akali bagaimana cara menaklukkannya. Daripada menghindar lebih baik melawan.
WAKTU
Teman, Saya ingin bercerita sedikit tentang kisah nyata pengalaman hidup seseorang.
Dua tahun yang lalu, seorang pemuda yang baru lulus dari SMK bekerja di sebuah perusahaan jasa yang menyediakan wahana bagi anak-anak dan orang dewasa. Dia bekerja pada hari sabtu dan minggu dari pukul 08:00 WIB hingga sore hari pukul 18:00. Pemuda itu bekerja 10 jam dengan bayaran Rp.30.000 per harinya. Jika dihitung perbulannya dia mendapat gaji sebesar kurang lebih Rp.240.000 per bulan. Lumayan untuk seseorang yang tadinya adalah seorang pengangguran.
Bosan dengan penghasilan yang minim, kemudian dia melamar di sebuah Department Store dan bekerja disana untuk beberapa bulan. Pada saat pemuda itu kerja di sana, Dia menguras lebih banyak waktu untuk bekerja. Dia bekerja dari hari Jum’at hingga hari Rabu. Dan gaji yang Dia terima per bulannya kurang lebih adalah Rp.700.000.
Muak dengan keadaan dan rasa letih, kemudian mencari kerjaan lain dan mendapati dirinya sebagai pelayan restoran. Pekerjaan sebagai pelayan restoran ternyata lebih berat dari ke dua pekerjaan Dia sebelumnya. Bayangkan saja, jika Anda bekerja 6 hari dalam seminggu, kerja selama 12 jam dalam seharinya, dan Anda hanya di bayar Rp.15.000 per harinya. Menurut Anda apakah itu memuakkan??? Sangat memuakkan!! Tapi apa daya, Dia hanyalah seorang pelayan restoran yang tidak bisa menyalahi aturan yang tertulis di kontrak perusahaan restoran tersebut.
Teman, apakah Anda pernah bertanya, Apa yang dilakukan Bos Anda pada saat Anda bekerja secara Full time? Berapa Bos Anda mendapat keuntungan per bulannya? Lebih kecil dari Anda atau lebih besar?
Bos dari seorang pemuda yang bekerja di restoran tadi setiap hari kerjanya hanya berjalan-jalan, bersantai, menikmati hidup dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Sedikit memantau restorannya untuk melihat berapa keuntungan yang dapat Dia raup hari ini. Segala pekerjaan seperti mencuci piring, melayani tamu, dan menghidangkan makanan untuk tamu Dia serahkan kepada para karyawannya. Administrasi dan pengelolaan tentang manajemen perusahaannya dia serahkan kepada para staff-nya. Dia hanya menerima laporan rugi-laba yang diserahkan oleh para staff-nya setiap bulannya. Ironisnya, Dia bisa mendapat keuntungan yang lebih besar dari para karyawannya yang jelas-jelas lebih banyak bekerja daripada sang Bos.
Kesimpulannya, seorang wirausahawan dapat memiliki profit dan waktu yang lebih banyak daripada pegawai?
Kenapa hal itu bisa terjadi???
Jawabannya hanya satu yaitu “ASET”
Penjelasan tentang Aset akan dibahas di artikel selanjutnya.
O ya..ngomong-ngomong,, pemuda yang malang itu adalah Saya sendiri.. Erdy Wijaya
POLA FIKIR
Inilah yang menjadi patokan utama bahwa seseorang itu akan menjadi seorang pegawai atau wirausahawan??
Pola fikir dari pegawai dan wirausahawan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan profit/menggapai impiannya. Yang berbeda hanya terletak daripada prosesnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar